Jumat, 07 Februari 2014

Dia Wanita yang Shalihah

Meski Bidadari Surga dikabrakan memiliki Sayap yang dengan kedua sayapnya bisa menyelimuti Bumi. Walau kecantikan parasnya bisa meredupkan bintang Bima Sakti Matahari. Sedang Air liurnya bila tumpah bisa membanjiri Bumi. Tetapi mereka masih tetap cemburu wahai Azwaji (Pasangan) ku wanita shalihah penyejuk mata kaum lelaki. Karena taat mu pada Tuhan kita dan patuh mu pada titah khalifah sang suami tercinta.

Jauh perjalanan mu menjadi seorang shalihah, taat mu pun ditempuh dengan peluh keringat. Namun sepadan Tuhan menggantikannya di bumi, engkau diletakkan surga di bawah kakinya untuk setiap anak yang engkau lahirkan. Dan cukup sudah jaminan surga yang di bawahnya selalu mengalir Air jernih laksana Istana Sulaiman, sebagai balasan taat mu kepada perintah suami yang selalu menjaga ketaatan kepada Tuhan nya.

Masa muda yang dirimu habiskan ialah awal kecemburuan para bidadari surga, untuk menatap iri kepada mu. Indahnya tilawah qur'an yang selalu engkau haluskan di balik bilik kamar mu, merendah mengayun lembut mengiringi tiap bait syair bahasa tuhan yang engkau baca. Memastikan bahwa tiada telinga lelaki di luar kerabat yang dapat mendengar khasnya suara tajwid dari bacaanmu. Kehati-hatian yang engkau pelajari dahulu di bangku panjang surau dekat rumah mu semasa kecil, menjadi landasan keyakinan bahwa mengeraskan suara dihadapan telinga lelaki dari kalangan luar karabat ialah aurat yang harus ditutupi.

Oh Tuhan,
Sungguh pantaskah diri ini bertemu dengan wanita yang separuhnya seperti ini, bahkan seperempat darinya?
Kian hari membayangkan keindahan perhiasan paling indah di dunia, berharap mendapatkan ia yang se-shalihah seperti dibayangkan. Hanya untuk bertemu bukan untuk memiliki apalagi menikmati.

Dunia tanpa wanita ialah hampa karena hadirnya cinta tersebab olehnya juga. Apalagi hidup tanpa wanita shalihah di sisi pria alangkah merana dunia oleh tiadanya takwa di setiap kasih sayangnya. Cukuplah ibu menjadi gambaran jelas yang dihadapi sedari kecil hingga dewasa, betapa hebatnya ia mengarungi kehidupan hebat bersama keluarga kecilnya. Bersama cerita ini tumbuh juga harapan dengan ia yang shalihah, untuk kembali merajut kisah terulang di kehidupan masa depan.